Biasanya anak-anak sekolah minggu mempunyai kecenderungan untuk melakukan apapun yang mereka
inginkan / apapun yang terlintas dalam pikiran mereka ( maklum namanya anak-anak ) dan mempunyai
daya konsentrasi yang lebih pendek dibanding dengan usia diatasnya ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk menyiasati untuk menarik perhatian mereka ketika kita berbicara / bercerita :
1. Datang Ke sekolah Minggu
Sambut mereka dengan sukacita sepenuh hati, sambut mereka dengan cara yang menarik dan tidak pilih
kasih antara satu dengan yang lain agar tidak ada rasa minder pada salah satu anak...... beri salam kepada
mereka ( pakai saja kata-kata untuk salam / gerakan-gerakan menarik yang membuat anak merasa dekat
dengan guru sekolah minggunya itu akan memudahkan guru untuk mengajak mereka beribadah dengan
cara yang baik dan benar)
2. Ketika Berdoa
Ajari mereka dengan cara dan sikap DOA yang benar ...
Doa membutuhkan konsentrasi....dan kita latih mereka sebab beberapa dari anak-anak usia playgroup
jika berdoa akan susah untuk menutup mata.... jika satu guru sekolah minggu mencontohkan cara dan
sikap doa yang benar di depan, libatkan guru sekolah minggu yang lain untuk membantu
anak-anak mempunyai sikap doa yang benar.... ajak mereka menirukan doa...itu salah satu trik agar anak
terkonsentrasi.....
3. Ketika Memuji Tuhan
Sesi ini biasanya sesi yang paling disenangi..... apalagi jika pujian-pujian dinyanyikan dengan gerakan-
gerakan yang menyenangkan.... buat mereka bergerak se-maksimal mungkin.... ini akan memudahkan
ketika penyampaian Firman Tuhan.....untuk guru yang memimpin pujian jangan lupa libatkan anak juga
dalam memimpin pujian itu adalah salah satu cara mengajar anak ikut dalam pelayanan...dan siapkan pujian
sebelum ibadah dimulai usahakan antara pujian dan Firman ada "benang Merahnya"....agar Firman yang
disampaikan nanti akan lebih dapat diterima oleh anak-anak.
4. Ketika Firman Tuhan Disampaikan
Berceritalah dengan metode penyampaian yang paling tepat untuk anak-anak sesuaikan dengan usia
mereka...( sebab biasanya ketika sesi ini di pisah kelas sesuai usia )
a. Kelas Bayi
Tidak pernah ada usia yang terlalu dini untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak, bahkan kepada
bayi sekalipun. Menunggu hingga anak menjadi besar, berarti melewatkan kesempatan yang sangat
berharga untuk menaburkan benih iman kepada anak-anak. Bayi memang belum bisa bicara, ia juga
belum bisa membaca, menyanyi, dan duduk manis seperti layaknya anak-anak yang lebih besar yang
sudah sekolah. Bagi sebagian orang dewasa, bayi adalah makhluk yang mengerikan. Ia tidak bisa diam,
tidak bisa mengarahkan
metodenya jangan bercerita verbal ajak mereka bernyanyi dengan gerakan libatkan orang tua untuk
melatih bayinya bernyanyi dan bergerak ( contoh... pujian Yesus cinta saya...ketika kata Yesus
diucapkan angkat tangan mereka dan ketika saya taruh kedua tangan didada )
Bayi membutuhkan perhatian secara individu melalui orang-orang yang dikenalnya. Pelajaran lebih
banyak diterima atau diserap oleh bayi melalui sentuhan, suara, penglihatan, dan indra pengecap. Oleh
karena itu, mustahil menyuruh bayi diam dengan manis, sementara guru sekolah minggu bercerita di
depan kelas kepada anak-anak.
b. Kelas Batita
Secara fisik, anak berumur antara 2-3 tahun adalah anak yang suka bergerak, berlari, melompat,
memanjat dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Namun mereka cepat lelah karena otot-otot
belum berkembang dengan sempurna, sehingga mereka belum dapat melakukan pekerjaan tangan yang
rumit. Untuk itu sediakan aktivitas dan permainan sederhana yang dapat mereka kerjakan. Beberapa
aktivitas yang cocok bagi mereka antara lain:
# Permainan Balok
Gunakanlah balok-balok kayu/plastik, dan ajaklah anak-anak untuk menyusun balok menurut
imajinasinya sendiri. Biarkan mereka membuat bentuk menurut keinginan mereka sendiri, walau
mungkin mereka masih membuat bentuk-bentuk yang sederhana seperti rumah, bintang dan
sebagainya. Permainan ini selain dapat melatih perkembangangan kekuatan ototnya, juga dapat
membantu mereka meningkatkan imajinasi mereka.
# Puzzle
Puzzle adalah permainan yang menyusun suatu gambar atau benda yang telah dipecah dalam beberapa
bagian. Jangan menggunakan puzzle yang terlalu rumit, tapi gunakan yang sederhana yang terdiri
sekitar 5-10 potong, sehingga anak-anak dapat menyusun dengan mudah.
# Menggambar
Sediakan kertas dan crayon dan biarkan anak membuat gambar menurut imajinasi mereka, walau
pada umur sekian biasanya mereka masih membuat cakar ayam. Tapi bila ditanya mereka dapat
menjawab objek yang sedang digambarnya, seperti ayahnya, anjingnya, ayamnya dsb.
# Menempel
Gunakan gambar-gambar sederhana yang telah dikenal oleh anak, misal: ikan dan roti (untuk kisah "5
roti dan 2 ikan"), atau meminta anak menempel "mata ikan" pada tempat yang sesuai. Bisa juga
diberikan beberapa potong gambar dan minta anak menempelkan sesuai keingan mereka sendiri,
misal: gambar seorang gembala, seekor anjing, dan 3 anak domba serta selembar kertas hijau
berbentuk padang rumput yang luas. Aktivitas ini bisa juga disertai dengan pelajaran berhitung. Seusai
menempel gambar ajaklah anak menghitung jumlah ikan, roti, domba, dsb.
# Mewarnai
Sediakan kertas dengan gambar di atasnya, pensil warna, spidol atau crayon. Mintalah anak-anak
mewarnai gambar tersebut. Walau mereka belum dapat mewarnai dengan sempurna, tapi kegiatan ini
dapat melatih kepekaan mereka akan warna.
Demikianlah beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh anak-anak umur 2-3 tahun. Semoga hal ini
dapat membantu anda dalam melayani anak-anak umur batita ini.
c. Kelas Balita
FISIK
Ciri-ciri:
- Tumbuh dengan cepat tetapi aktivitas fisiknya sama.
- Perkembangan otot-ototnya memerlukan latihan.
- Mulai berusaha mengatur gerakan-gerakan yang memerlukan kekuatan otot kecil.
- Tingkat pertumbuhan yang bervariasi di antara anak-anak.
- Bermain menjadi lebih diutamakan dan diharapkan.
Metode penginjilan yang bisa diterapkan:
- Sediakan kursi dan meja yang sesuai dengan ukuran tubuh anak yang berumur 4-5 tahun.
- Sediakanlah ruangan yang cukup bagi mereka agar bebas bergerak.
- Ajaklah mereka melakukan kegiatan yang membutuhkan kekuatan otot besar dan kecil.
- Tingkatkan kemampuan mereka dengan menggunakan berbagai permainan yang menarik dan bahan-bahan ketrampilan (tetapi jangan mengharapkan kerapian dan kesempurnaan).
KOGNITIF
Ciri-ciri:
- Selalu ingin belajar dan memiliki rasa keingintahuan yang besar.
- Sering bertanya.
- Perbendaharaan kata jauh melampaui pengertian mereka.
- Fungsi-fungsi simbolis mulai muncul -- mampu mengungkapkan ide dan pikiran mereka melalui kata-kata.
- Berpikir secara konkret dan tidak logis.
- Egosentris.
- Berpikir dari hal yang penting ke hal penting lainnya, tidak bisa menyamaratakan.
- Senang menggunakan permainan yang membutuhkan imajinasi dan senang meniru.
Metode penginjilan yang bisa dilakukan:
- Metode belajar bagi anak usia balita adalah melalui eksplorasi secara personal dengan menyediakan berbagai kesempatan bagi mereka untuk bisa merasakan, menyentuh, melihat, dan mencium secara langsung.
- Anak-anak berusia 4 dan 5 tahun senang mendengarkan cerita-cerita Alkitab.
- Review dan cek secara terus-menerus untuk mengetahui keakuratan pemahaman ayat-ayat dan cerita Alkitab yang digunakan.
- Buatlah poin-poin yang harus diterapkan secara simpel dan konkret.
- Jangan menggunakan simbol-simbol dan kiasan-kiasan -- kata dan kalimat harus disampaikan sesuai dengan makna yang sesungguhnya.
- Sediakan gambar nyata dan obyek yang dibicarakan.
- Aturan belajar yang digunakan untuk mengatur tujuan-tujuan belajar mengajar memang sulit diterapkan, tetapi bisa diatasi dengan kesabaran dan ketelatenan.
SOSIAL/EMOSIONAL
Ciri-ciri:
- Cenderung menyayangi dan ekspresif.
- Senang diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginan mereka sendiri.
- Mulai bermain secara berkelompok dengan anak-anak lainnya.
- Rasa takut menjadi lebih menonjol.
- Egois.
- Tahan terhadap hal-hal tertentu.
- Peranan gender dalam bersosialisasi mulai tampak.
Metode penginjilan yang bisa dipakai:
- Pujilah setiap usaha yang dilakukan.
- Memerlukan kesempatan untuk bermain dan belajar dalam kelompok. Carilah saat-saat yang memungkinkan untuk mengajar dan menolong mereka untuk belajar sharing dan bekerja sama.
- Biarkan anak mengekspresikan rasa takut, jangan tutupi kepolosannya.
- Anak-anak memerlukan keamanan dari disiplin dan tuntunan untuk melakukan penerapan. Carilah kesempatan-kesempatan untuk menguatkan dan memuji perbuatan-perbuatan yang diharapkan.
- Jangan membedakan laki-laki dan perempuan.
SPIRITUAL
Mulai mengerti tentang:
- Tuhan menciptakan dunia dan saya.
- Tuhan itu baik, kuat, penyayang, dan selalu bersama saya.
- Tuhan memperhatikan dan menolong saya untuk melakukan hal-hal yang baik.
- Tuhan menyayangi saya, sekalipun saya melakukan kesalahan, Dia akan mengampuni saya.
- Yesus adalah Anak Allah.
- Yesus adalah Sahabatku.
- Yesus wafat di kayu salib, bangkit dari antara orang mati, dan sekarang berada di sorga dengan Tuhan.
- Aku bisa belajar tentang Tuhan dan Yesus melalui Firman Tuhan dalam Alkitab.
Metode penginjilan yang bisa dilakukan:
- Bantulah anak dalam memilih dan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana yang menunjukkan kasih mereka kepada Tuhan.
- Ajarlah anak untuk selalu baik, sharing, bergantian/saling mengatakan "tolong/terima kasih" berada dalam kelas.
- Buatlah rencana dan kadang lakukan secara spontan ibadah sederhana.
- Bicaralah dengan Tuhan dalam doa ucapan syukur yang singkat dan berdoalah kepada Tuhan tentang hal-hal yang mereka sukai.
- Nyanyikan lagu-lagu yang menceritakan tentang Yesus dan Tuhan.
- Ajaklah teman yang sebaya dengan mereka mengikuti ibadah di gereja.
- Bisa mengulangi cerita Alkitab kepada teman lainnya.
- Informasi yang diberikan harus akurat dan benar.
d. Kelas Pratama
Apa yang diperlukan anak pratama? Sama seperti anak lainnya, mereka memerlukan penyembahan, belajar, ekspresi, dan persekutuan Kristen.
Anak-anak pratama siap untuk belajar semua dasar kebenaran dalam Alkitab bila prinsip-prinsip itu disampaikan sesuai dengan tingkatan anak dan dihubungkan dengan kehidupan mereka. Saat mereka merasa bersalah, kesepian, atau frustasi, mereka perlu memahami dan mengalami pertolongan Tuhan. Saat mereka bahagia, mereka perlu menghubungkan Tuhan dengan hal-hal baik yang ada di dunia ini.
Beberapa anak pratama biasanya sudah siap menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Pada usia ini, seorang anak mulai mengumpulkan dan menghubungkan cerita tentang kehidupan Yesus -- sejak dari bayi di palungan hingga bangkitnya Juru Selamat. Anak ini sudah bisa memahami bahwa dia memiliki tanggung jawab pribadi kepada Tuhan. Ia bisa merasa aman dalam kasih dan pengampunan Tuhan.
Kita menyampaikan cerita Alkitab karena mereka menyukai cerita dan mereka bisa dengan mudah mengikuti tindakan/perbuatan dalam cerita itu. Kita minta mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman mereka tentang bagaimana mereka menerapkan apa yang sudah mereka ketahui. Kita meminta mereka untuk mengekspresikan diri mereka sendiri melalui permainan alih peran (role play), tugas-tugas, kegiatan seni, dan menulis, karena kesan (impression) -- dari pengajaran kita -- harus selalu diikuti dengan tindakan (expression). Kegiatan-kegiatan pengekspresian diri membantu anak mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari. Melalui berbagai kegiatan ini, guru bisa mempelajari apa yang telah dipahami oleh seorang anak dan pengalaman apa yang diinginkan oleh anak ini.
Berbagai jenis pengalaman adalah lebih penting daripada suatu jadwal yang kaku. Cerita, "filmstrips", dan menyanyi bisa dilakukan dalam kelompok besar -- hingga lima puluh anak. Namun drama singkat (atau drama-drama lainnya), kegiatan kreatif, misalnya menyusun lagu, menulis puisi, kerajinan tangan, atau diskusi, harus dilakukan dalam kelompok kecil antara lima sampai sepuluh anak.
Ingatlah bahwa setiap anak memasuki pengalaman belajar sebagai pribadi yang seutuhnya. Beberapa kegiatan memerlukan penglihatan dan pendengarannya; tetapi kegiatan lain membutuhkan gerakan tubuh, berpikir kreatif, dan kontrol otot kecil. Anak-anak membutuhkan kegiatan yang berubah -- berbagai pengalaman belajar. Anak-anak jarang bisa menghabiskan waktu selama satu jam dengan satu kegiatan saja. Ukurlah minat anak-anak dan gantilah dengan kegiatan-kegiatan yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Kira-kira dua puluh menit sudah cukup lama bagi sebagian besar anak-anak dan kadang-kadang memang disarankan untuk melakukan kegiatan yang hanya membutuhkan waktu yang singkat. Beberapa anak akan lebih bisa belajar melalui alih peran (role play), sedangkan anak-anak lainnya dengan melihat "filmstrip". Buatlah metode pengajaran yang bervariasi supaya bisa menghasilkan berbagai gaya mengajar murid-murid Anda.
e. Kelas Madya
Mengingat usia anak madya (9-11 tahun) adalah kelompok usia terakhir di kelas Sekolah Minggu, maka ini adalah kesempatan terakhir pula bagi Guru Sekolah Minggu untuk menanam dan menguatkan iman mereka sebelum mereka memasuki usia pra-remaja. Berikut ini beberapa aktivitas menarik yang dapat membantu mereka mengenal alat-alat yang berguna untuk mempelajari Alkitab sendiri.
Belajar menggunakan Kamus Alkitab (Bible Dictionary).
Perkenalkan kepada mereka salah satu Kamus Alkitab (usahakan yang dilengkapi dengan gambar atau foto berwarna). Jelaskan apa gunanya dan bagaimana menggunakannya dengan memberikan contoh.
Belajar dengan menggunakan Peta.
Contoh: Mengikuti perjalanan pelayanan Paulus. Gunakan Peta Alkitab untuk menelusuri kota-kota dimana Paulus pernah datangi lalu bandingkan dengan Peta Umum (dimana lokasinya, dulu namanya apa, sekarang dikenal sebagai kota apa, bagaimana kondisi kota tsb. pada jaman itu, dan bagaimana kondisinya saat ini, dsb.).
Belajar dari Buku Sejarah.
Terlebih dulu Guru harus memilih peristiwa apa yang akan dibahas, misalnya: Kehidupan Musa. Ajak anak-anak untuk mempelajari dan mencatat dari Alkitab berbagai fakta sejarah mengenai kehidupan Musa, misalnya: nama negara, kota, tempat (Mesir, Pitom & Ramses, Gosyen), sungai (Nil), peristiwa (membangun kota perbekalan), dsb. Lalu ajak anak membaca sejarah mengenai Mesir pada masa itu (siapa yang memerintah, bagaimana kehidupan raja vs budak, dsb)
Belajar dengan menggunakan Foto/Gambar.
Persiapkan beberapa foto/gambar yang anda miliki, seperti: foto Taman Getsemani, Sungai Yordan, Bukit Golgota, dsb. - semua ini bisa didapatkan di toko buku Kristen atau dengan membawa Kamus Alkitab (Bible Dictionary). Ajak anak memainkan permainan: "Di manakah aku?" dengan memberi pertanyaan yang mengarah supaya anak dapat menebak tempat yang anda maksud. Bila anak dapat menjawab dengan benar, tunjukkan foto tempat yang dimaksud.
Belajar dengan menggunakan Film
Seringkali peristiwa yang tertulis di Alkitab "kurang hidup" atau "kurang menarik" karena bahasa yang digunakan tidak seperti karangan novel atau cerita detektif. Dengan melihat film mengenai peristiwa yang tertulis di Alkitab mungkin bisa menolong memperkaya pemahaman anak akan peristiwa tsb. Mis.: film Kehidupan Tuhan Yesus, Musa, dsb.
Ada juga film-film yang sifatnya pengajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah dan sejarah, misal: menjelaskan apakah hujan api dan belerang yang terjadi di Sodom dan Gomora benar-benar terjadi, bagaimana dengan peristiwa air bah, dsb.
========================================================
T I P S.....
( Biasanya terjadi untuk usia Batita dan Balita )
1. Adakalanya suara keras dipergunakan. TAPI, hanya pergunakan suara keras tersebut untuk menarik perhatiannya. Setelah perhatiannya tertuju pada guru, gunakan kembali suara lembut.
2. Selalu minta anak untuk mengadakan kontak mata dengan guru (atau bisa dilakukan juga oleh orangtua) ketika anak berkomunikasi dengan guru (atau orangtua). Jika ketika guru mengajak bicara anak namun ia tidak melihat ke mata guru, panggil dahulu ia dengan nada sayang, kemudian baru ajak bicara setelah perhatiannya hanya tertuju pada guru.
3. Adakalanya anak-anak mengungkapkan kemarahan. Ketika ia marah, dekati anak, kalau perlu peluk dia. Namun jika si anak terlalu berontak, dekati ia dengan perasaan terbuka. Ajak ia bicara. Tanyakan padanya apa yang membuatnya berontak, bagaimana perasaannya, dan apa yang ia inginkan. Pada waktu anak mengungkapkan seluruh perasaannya, jangan menyela atau memberi nasihat terlebih dahulu. Biarkan sampai ia selesai mengungkapkan apa yang ia rasakan, baru setelah itu dapat guru ingatkan
bagaimana seharusnya. Apa prosedur yang seharusnya digunakan dalam keadaan seperti yang ia alami.
bagaimana seharusnya. Apa prosedur yang seharusnya digunakan dalam keadaan seperti yang ia alami.
========================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar