Seorang ahli pendidikan agama Kristen pernah berkata: “Bahan kurikulum yang sempurna belum terbit.” Artinya, tidak pernah ada kurikulum yang sempurna. Kurikulum direncanakan untuk menolong, bukan untuk dijadikan wewenang tertinggi. Alkitablah yang harus dipandang sebagai wewenang tertinggi, bukan buku pedoman. Meskipun demikian, saat menyusun kurikulum perlu dipahami beberapa ciri khas penting yang merupakan kekuatan sebuah kurikulum:
1. Kurikulum harus memiliki pandangan yang benar mengenai Alkitab.
2. Kurikulum harus meliputi sebanyak mungkin isi Alkitab.
3. Kurikulum harus sedekat mungkin dengan pengertian/umur anak.
4. Kurikulum harus memberi kesukaan belajar dengan variasi metode.
PANDANGAN YANG BENAR MENGENAI ALKITAB
Pandangan yang benar mengenai Alkitab berarti bahwa seluruh isi Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, diinspirasikan oleh Roh Allah sendiri. “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2 Petrus 1:20-21)
Firman Tuhan dalam Alkitab diberi untuk mengajar dan membawa manusia kepada keselamatan di dalam Tuhan Yesus, sebagaimana yang dijelaskan Rasul kepada Timotius: “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:15-16)
MELIPUTI SEBANYAK MUNGKIN ISI ALKITAB
Alkitab adalah Firman Tuhan yang merupakan sumber dari segala sumber pengajaran Kristen. Memang ada bagian-bagian dari Firman Tuhan yang tidak dapat diceritakan begitu saja, sehingga khususnya untuk anak, terlebih dahulu diajarkan kitab-kitab sejarah, kitab-kitab Injil, dan Kisah Para Rasul.
dari beberapa buku panduan penyampaian materi Firman Tuhan bagi anak-anak sekolah minggu, ada beberapa perikop yang telah dipelajari di kelas anak kecil, dipelajari kembali pada kelas lain, tetapi dengan metode dan alat peraga yang berbeda. Misalnya, cerita tentang penciptaan. Cerita diajarkan kepada anak kecil, tengah, dan besar. Juga cerita yang berhubungan dengan tahun gereja, seperti Natal, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, dan Pentakosta, pasti disajikan tiap tahun dengan alat peraga dan penerapan yang berbeda.
Hal ini dapat dipertanggung jawabkan karena pengertian rohani seorang anak terus bertumbuh. Cerita tentang orang Samaria yang baik hati yang didengar pada usia 4 tahun dapat dimengerti jauh lebih dalam bila didengar pada usia 11 tahun. Kecuali tema-tema tertentu yang diajarkan beberapa kali, kebanyakan bahan Alkitab diajarkan pada satu tingkat usia saja, sehingga kurikulum sungguh-sungguh meliputi sebanyak mungkin isi Alkitab.
Ada baiknya Anak-Anak sekolah Minggu dikelompokan berdasarkan Usia.... ( Lihat Artikel "Yang Perlu diperhatikan Dalam Pelayanan Sekolah Minggu " )
SEDEKAT MUNGKIN DENGAN PENGERTIAN/UMUR ANAK
Meskipun Alkitab dikarang menurut pengertian orang dewasa, kebanyakan dari isinya dapat diajarkan kepada anak-anak sebagai “susu yang murni”. Artinya, bahan dapat disederhanakan dan disajikan dalam bentuk cerita sesuai dengan pengertian dan tingkat perkembangan anak.
Bahan pelajaran Alkitab untuk anak batita dan anak kecil disusun dengan pengertian bahwa mereka sama sekali belum sadar akan perkembangan sejarah. Mereka tidak tahu bahwa Abraham hidup sebelum Zakheus; bahwa peristiwa Perjanjian Lama mendahului peristiwa yang diceritakan dalam Perjanjian Baru. Karena itu, kurikulum untuk mereka sebaiknya diisi dengan cerita-cerita yang disajikan di bawah satu tema bulanan yang berpusat pada pengalaman mereka, seperti hidup dalam keluarga, penciptaan, dan pemeliharaan Allah. Cerita-cerita di bawah tema itu dapat diambil dari Perjanjian Lama atau dari Perjanjian Baru, selama mendukung pokok yang dipilih sebagai tema.
Bahan pelajaran Alkitab untuk anak tengah disusun dengan pengertian bahwa perikop Alkitab untuk umur itu boleh lebih panjang dan lebih lengkap. Cerita Alkitab sewaktu-waktu masih berfokus kepada tema bulanan, misalnya: “Memberi dengan sukacita”. Empat cerita untuk tema itu dipilih dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tetapi juga ada cerita seri, misalnya, enam cerita mengenai Daniel, empat cerita tentang Filipus. Pada umur ini anak-anak mulai mengerti hubungan dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya.
Bahan pelajaran untuk anak besar disusun dengan pertimbangan bahwa peristiwa Alkitab dilihat secara keseluruhan dari segi sejarah, baik sejarah dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam kurikulum SSM, anak besar selama beberapa minggu menyelidiki tentang “Pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan perjalanan mereka di padang belantara”. Mereka menyelidiki secara teratur mengenai masa hakim-hakim, raja-raja, dan kerajaan Israel yang terpecah menjadi dua. Kemudian selama lima minggu mereka belajar tentang pembangunan tembok Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia. Pada minggu-minggu selanjutnya mereka “berjalan” bersama Rasul Paulus yang memberikan Injil sampai ke ujung bumi. Pada umur ini juga, anak mengagumi tokoh-tokoh dan meneladaninya, karena itu diajarkan tentang pahlawan-pahlawan iman.
Setelah selesai dengan kurikulum anak besar, bahan pelajaran selanjutnya disiapkan untuk pra remaja. Anak-anak yang kini berada pada ambang masa remaja dapat diajar jauh lebih luas. Metode bercerita sudah jarang digunakan. Mereka menyelidiki Alkitab sendiri, dipimpin oleh guru yang berfungsi sebagai pendamping. Sewaktu-waktu mereka diajar di luar ruangan untuk menyelidiki pokok tertentu secara nyata.
Langkah-langkah seperti inilah yang dibutuhkan untuk mengadakan “kurikulum yang dekat dengan pengertian anak”.
NB :
- Aktifitas diperlukan dalam mendukung dan memaksimalkan Penyampaian Cerita Firman Tuhan
- Sumber utama penyampaian Firman tuhan harus tetap tersedia...terutama Alkitab...
Jl. Bawangan 56. Semarang. Telp. 024 6714581 / Email: kabi.bawangan.smg@gmail.com
Markus 10:14
Markus 10:14
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
SUBSCRIBE, LIKE & SHARE.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar